Sabtu, 29 November 2008

hujan

hujan selalu tinggalkan kenangan
menghapus yang lama
lalu mencipta yang baru
apa akan seterusnya begitu?

Rabu, 05 November 2008

061108

mengapa ia datang saat hari hujan
bangkitkan lagi semua kenangan
dan kacaukan semua pikiran
merusak hati yang susah payah kupapan

Sabtu, 18 Oktober 2008

hah...

tak pernah bermaksud
untuk menyakitimu

Sabtu, 04 Oktober 2008

..menyertai ayat-ayat cinta..

malam itu dia benar-benar mengejutkanku...

aku berada di ruang tvku, menonton ayat-ayat cinta
yang ujung-unjungnya diputar di tv juga.
dan ia berada di ruang tvnya juga menonton film yang sama

jadi ia berkata seperti ini padaku

sulit untuk menjadi lelaki seperti fahri.
sulit pula untuk mendapatkan wanita seperti aisyah atau nurul.
tapi Tuhan mungkin telah memberikan kepadaku wanita,
yang walaupun tidak sebaik nurul
dan tidak juga secantik aisyah,
tetapi bagiku,
ia yang terbaik

mungkin ia gila
atau aku yang tak tau
bahwa aku...
sama gilanya dengan dia

Kamis, 04 September 2008

rindu harus disimpan di mana?

harus disimpan dimana supaya tidak hilang?
ahh,, rindu ini...
sungguh sesuatu yang tak mudah dijaga
apakah kutaruh di laci saja
atau perlu lemari besi
mmm...mungkinkah harus di bank
atau cukup celengan?
aku takut jika menaruhnya di hatiku
ia akan hilang...
kalau di pikiranku,
takut tertimbun dengan yang lain
nah,
jika ia kutitipkan di hatimu,
bagaimana???

Senin, 01 September 2008

puasa euy...

Jika ada sumur di ladang
bolehlah kita menumpang mandi
Alhamdulillah ada umur panjang
bisa ketemu Ramadhan lagi

Jalan-jalan ke pasar sebelah
jangan lupa beli telor asin
Jika ada khilaf dan salah
mohon maap lahir dan batin

.:selamat menunaikan ibadah puasa::

Sabtu, 23 Agustus 2008

hujan...pelan...

aku suka saat hari hujan
ada air yang jatuh saja dari langit
katanya berasal dari awan

aku suka saat hari hujan
rasanya sejuk memandang dari balik jendela
melihat rintiknya jatuh
membasahi jalan, dedaunan, dan seluruh permukaan
membuat orang berlarian
dan sepasang kekasih mencari tempat berteduh
entah kenapa mereka tertawa
menikmati kebersamaan dalam hujan

sepertinya aku terlalu banyak nonton film

aku suka saat hari hujan
dan mendengarkan lagu pelan
duduk saja memandang rintiknya jatuh
sambil memikirkan kekasihku

sapaan

saat mentari kembali bersapa di pagi hari
apakah awan juga bersapa dengan langit,
yang paling dekat dengannya
apakah bunga juga bersapa dengan daun,
yang paling dekat dengannya
atau mereka justru merasa bosan
karena tiap hari terus bersama?
apakah gunung ikut bersapa dengan sungai,
atau bahkan tidak mengetahui bukit dan kakinya?
apakah manusia selalu bersapa dengan sesamanya,
atau hanya sibuk dengan urusannya sendiri?

Minggu, 10 Agustus 2008

semua orang punya hari itu

saat sore yang indah menyapa
dan kau duduk tenang di teras rumahmu
pernahkah terbayangkan
matahari itu takkan pernah ada lagi
pernahkah tersirat
bahwa kaki tak selamanya menapak di bumi

bahwa tanahlah tempat kita kembali
tak bernyawa
bahkan jasad yang kini kau banggakan keelokannya
akan habis
jadi penyambung hidup cacing

jadi sudah siapkah kita?
berapa kantong dosa yang akan dibawa,
dan berapa butir kebaikan yang ikut bersamanya?

hah...aku belum minta maaf pada ibuku
aku belum minta maaf pada ayahku
aku pernah mencaci temanku,
apa ia sudah memaafkanku
bahkan aku pernah mengumpat guruku
dosa besarkah aku?

untungnya aku punya sebuah jalan
benarkah jalan itu ada?
sekarang sudah saatnya kita
bertapak pada jalan maaf dan memaafkan
karena ketika usia
merambat, menjalar
menjerat, dan makin mendekat
pada kematian...
kita sudah tak mungkin
bersembunyi, terlebih lagi berlari
bila ujian dicicil dari sekarang
maka kematian pun harus dipersiapkan
juga dari sekarang

Sabtu, 09 Agustus 2008

dua jemarimu yang dingin

di belakang tubuhmu aku duduk menyamping
memerhatikan jalan tanpa tau harus berkata apa
aku hanya ingin berada denganmu lebih lama
walau malam menghembus dingin yang luar biasa

rasanya ingin sekali mendekapmu
menyimpan kehangatan untukku
sampai kita bertemu lagi

enggan kutinggalkan kursi sepeda motor
karena berarti aku harus berbagi jarak denganmu, lagi
melewati seminggu, dua minggu, atau tiga minggu
maka sebelum kulangkahkan kaki lewati pagarku
diam-diam kuperhatikan kedua tanganmu
saling mengusap mencari kehangatan

lalu kugenggam dua jemarimu yang dingin
yang kau tautkan bersama yang lain
ya, hanya dua jemarimu yang bisa kusimpan
sebagai bekal hatiku sampai kita bertemu lagi

Sabtu, 02 Agustus 2008

kekasih yang tak pandai berkata

Ia bukanlah seorang yang pandai berkata
ia sering mengutip saja sebuah lirik lagu
untuk diberikan padaku

malam itu
aku meminta kata-kata pengantar tidur
pada kekasihku
lama ia menjawab

ketika aku sudah hampir putus asa
dan merelakan mataku disambut oleh kantuk
ponselku berdering, dan ia menulis
walaupun kita tak berada
di bawah atap sekolah yang sama
tapi kau harus percaya aku
karena bila kau rindu, aku juga begitu
perempuanku,
aku cinta kau hari ini dan nanti

ia bukanlah seorang yang pandai berkata
ia sering mengutip saja sebuah lirik lagu
untuk diberikan padaku,
tapi aku sungguh tak peduli

selamat malam tuan putri

ada apa denganku???

aku tak menemukan kata
untuk kulukis pada hampar kanvas puisiku
aku selalu mengeluh
pada kebekuan otakku untuk mencipta puisiku
ada apa denganku...???
apa aku sedang merindu?
ya, memang
tapi dulu ketika ku merindu
kan kuucap lewat puisiku
jadi ada apa denganku...???

Kamis, 31 Juli 2008

really.miss.him

setiap karbondioksida yang kuhembuskan
disertai pelepasan sebuah rinduku untuknya
aku berharap,
rindu ini bisa terus menguap
agar tidak terlalu menyiksa

namun dalam ilmu biologi pun
selalu ada oksigen yang mengganti karbondioksida
jadi walaupun ketika kuhembuskan nafas
selalu ada rindu yang terlepas,
tetap saja akan ada rindu yang kembali terikat

Rabu, 23 Juli 2008

aku rindu menjejak pada puisi

Minggu, 29 Juni 2008

matahari, bintang, lampu, juga aku dan kakak

lelah memikirkan matahari
aku ingin beralih pada bintang saja
tapi tak tau juga bintang yang mana
entah aku bisa beralih atau tidak
apakah akan ada sesuatu yang bisa
menerangiku seperti matahari?

aku lalu bercerita pada seorang kakak
ia berkata
memang lelah jika kita selalu memikirkan
seorang matahari, sementara
matahari tak pernah memikirkan kita
dia hanya membuat kita kagum dan
menerangi kita di siang hari
dan ketika telah tiba waktunya
ia akan meniggalkan kita menerangi yang lain
sementara kita,
hanya tinggal sendiri dalam kegelapan malam

mungkin nanti aku akan bertemu bintang
masih banyak bintang yang jauh lebih terang
daripada matahari
hanya saja letak mereka lebih jauh
berarti nanti,
aku akan menemukan bintangku
hanya saja dalam waktu yang jauh lebih lama
seperti jarak bintang-bintang itu dariku

lalu sekarang,
aku dihadapkan pada sebuah lampu
mungkin sudah sedikit usang
karena sakit ditinggalkan
sejenak aku berpikir,
mungkin sebuah lampu lebih baik
dibanding matahari
yang harus menerangi seluruh bumi
karena ia hanya akan menerangi
ruangan hatiku saja
ya, milikku saja
tidak untuk yang lain

bgaimana jika mati listrik,
lalu lampu itu tak bisa menyala lagi
apakah aku harus jadi arus
yang mengalir pada lampu itu
agar hidup kembali?

namun seorang kakak berpesan padaku
jangan mengejar lampu untuk menerangimu
karena sebenarnya engkaulah yang terang
engkau jugalah bintang yang sebenarnya
yang akan memberikan sedikit cahaya
pada lampu itu saat ia mati listrik
sinari saja dia,
dan dia yang akan mengejarmu
karena cahayamu

ingin sekali aku berkata pada kakak
benarkah aku ini bintang
yang bisa membagi sedikit cahaya
ataukah hanya sebuah ruang gelap,
yang memang harus mencari sinar kemana-mana?

Rabu, 25 Juni 2008

puisi untuk sahabat

untuk seorang sahabat yang bukan sahabatku di pulau seberang

Jika kau bisa melihat laut di sana
Maka setiap debur ombak
yang menyentuh jemari kakimu
akan mengantarkan rinduku

Jika kau bersua dengan pantai di kotamu
Maka setiap butir pasir
Yang dijejak oleh langkahmu
Akan menceritakanmu kabarku

Jika kau memandang langit malam
Dan berjumpa dengan bulan
Maka di sini, di teras rumah anakku
Aku pun melihat hal yang sama

Memang benar,
Ada laut yang memisah kita
Ada pantai memberi jarak pada kita
Bahkan mungkin ada tebing menjadi penghalang kita

Tapi pernahkah kau mendengar
Bahwa bumi itu bulat?

Ya, karena itu
Jika kau berdiri di tepi memandang laut
Aku ada di seberang
juga memandang laut yang sama
Jika kau menjejak pasir pantaimu
Di suatu tempat, aku
juga bertapak pada pasir pantaiku
yang sebenarnya sama saja
Bahkan jika kau menyentuh sisi tebing dari sana
Aku ada di baliknya
Dan kau pun tau, kita
Menyaksikan langit malam yang sama
Juga bulan yang sama

Dan sebenarnya kita tak pernah jauh
Karena selalu ada sepaket rindu untukmu
Dan sepotong puisi sebagai pengantarnya

Senin, 23 Juni 2008

hanya aku ingin

aku ingin ke pantai
aku ingin ke gunung
aku ingin ke pedesaan
aku ingin ke bukit
aku ingin keluar dari kota ini
dan dari segala rutinitasku

aku ingin mengusap kuas pada kanvas
aku ingin menyulap tepung dan gula jadi pai yang enak
aku ingin berpuisi dengan indah
aku ingin pandai bermain musik
aku ingin bisa bebas menari
aku ingin berani memasuki net,book, n coffee sendiri
dan aku ingin bersandar di pundak yang hangat

aku ingin itu semua
tapi hanya terbatas pada ucap 'aku ingin'
aku ingin, aku ingin, aku ingin
tapi adakah yang peduli pada keinginanku ini?

Sabtu, 21 Juni 2008

untuk kakaknya nila

kalau kakak sudah berkunjung tinggalkan pesan yaa...
hmm..posting yang nila critain ada di arsip bulan mei, tinggal klik aja, hhee...

surat terakhir

semoga ini bisa menjadi surat terakhir
karena aku sudah sangat-sangat lelah menulis tentangnya
ah, lagi-lagi aku memutar-balikkan fakta
yang benar adalah
aku sudah sangat lelah menulis tentang diriku
yang selau dirajam rasa sakit karena ditinggalkannya
malam terakhir kemarin
sebuah jabatan tangan dan sedikit rangkulan
kurasa benar-benar menjadi akhir kisah kami
masih ada kehangatan yang kurasakan disana
dia masih orang yang sama
dia masih menjadi matahari kecil yang menyinari sisi batin hatiku
matahari yang paling kubenci
sekaligus yang paling kusukai

Rabu, 18 Juni 2008

perpisahan lagi

dari balik kaca jendela taksi yang kutumpangi
kulihat bulan penuh kemarin
membentuk halo yang sangat cantik
tapi anehnya tak menghadirkan kesenangan di hati
mungkin karena hari ini
mungkin karena acara ini
mungkin karena perpisahan ini

aku sudah pernah bilang
lapisan sekolah memang ada tiga
ada adik, ada kami dan ada kakak
sebentar lagi ada yang baru jadi adik
adik jadi kami
kami jadi kakak
lalu kakak akan jadi apa?
dan aku juga sudah pernah bilang
kakak tetaplah kakak
yang selalu ada di hati kami

terukirnya bayangan kakak di cermin hati
akan membekas jadi kenangan
akan tinggalkan rindu yang dalam
aku tak sanggup menanggungnya
terlalu banyak
terlalu berat
biar bulan saja yang membawanya
sehingga jika aku melihatnya lagi
akan teringat jelas
hari ini
acara ini
juga perpisahan ini

Senin, 16 Juni 2008

aku lupa judulnya

Ada sebuah rasa
Yang sebenarnya sudah kukenal
Menyusup lagi pelan-pelan
Bermekaran lagi di taman
Aku sampai lupa ini disebut apa

Padahal rasa ini juga
Yang suatu saat nanti
akan membuatku jatuh dan menangis lagi
Tapi mengapa
sepertinya aku tak pernah jera untuk...
Ah, aku sampai lupa namanya apa

saat itu ia datang
berkata sedang meratapi kesendiriannya
lalu aku bertanya apa maksudnya
sekali lagi ia hanya menekankan tentang kesendiriannya
aku lalu berkata menenangkan,
suatu saat nanti
kesendirian itu akan ditiup angin sampai jauh
dan akan berganti dengan sebuah kebersamaan
ia kemudian bertanya lagi
bagaimana jika kebersamaan itu tak akan datang
aku hanya bisa menjawab
manusia masih punya Allah
yang seharusnya dijadikan kekasih hati
maka dengan begitu, kita
akan merasakan bilangan cinta-Nya
yang sungguh tak terkira
sehingga tak akan diizinkan, bahkan setitik pun
rasa kesepian yang bisa meraja berjajah

mungkin saat itulah
rasa itu diam-diam menguat di sela-sela hati
rasa yang sebenarnya aku lupa titahnya

Sabtu, 14 Juni 2008

kanak-kanak itu seperti kami

kemarin siang
di depan sebuah sekolah dasar
di atas angkutan umum kota
kulihat dua kanak-kanak
laki-laki dan perempuan
sepertinya mereka adik dan kakak

ada perasaan aneh yang halus
menyisir sekaligus menelusup
membuka lembaran hati masa lalu
kanak-kanak itu seperti aku dan kakakku

aku jadi membayangkan
seperti itukah tampak kami dulu
dua orang bersaudara
di mana ada yang satu
di situ pasti ada yang lainnya
pergi sekolah bersama
pulang juga bersama
bahkan saat kecil pakaian pun disamakan
usia yang hanya terpaut setahun
ternyata membuat kami sangat dekat

ah, aku jadi memikirkan
dua karakter yang berbeda
ternyata telah tumbuh bersama
dari kanak-kanak seperti tadi
sampai besar seperti ini

dia,
genggaman tangan yang dulu kecil
kini sudah pandai memetik gitar
pula menggandeng kekasih
aku,
yang dulu hanya bisa menangis
kini sudah berani melangkah
pula pandai bermain puisi
aku dan dia,
benar-benar sudah tumbuh ternyata
akan segera mengecam pendidikan tinggi
akan lebih besar lagi dari saat ini

semoga di saat itu
kami masih seperti kanak-kanak tadi
di mana ada yang satu
di situ ada yang lain

Rabu, 11 Juni 2008

mengapa harus fisika?!

sampai terkantuk aku menimba
kupikir ilmu di ember otakku sudah cukup
rumus-rumus menari riang di kepalaku
teori-teori bermain petak umpet di taman hafalanku
Fisika terasa dalam genggamanku

dengan senyum mengembang
dan semangat yang kuat
kujajahi lembar soalku
kubaca no.1...
"nanti saja" kataku
lalu ke no.2
"duh, bagaimana caranya?"
kucoba no.3
"oh, yang ini aku tau"
no.4
"..." (diam)
no.5
"......" (diam lagi)

... (mulai gelisah)

... (keringat dingin)

... (celingak-celinguk kiri kanan)

no.40
".....................!!!!!" (panik)

rasanya seluruh wajahku pucat
yang kudapat tadi malam seolah tak bersisa
aku lesu, lemah...
untung saja tak jatuh pingsan

ah, kejam nian dunia
mengapa harus fisika?
mengapa?

Jumat, 06 Juni 2008

sleepy

bila jiwa rasanya sudah terbang setengah

dan mulai lemas di sudut sendi terperangah

pundak berat memikul beban

punggung rapuh seakan jatuh

bius merayu dari ranjang

sejuk menyihir dari bantal

kelopak mata akan berguguran

itu tandanya bahwa...

engkau dilanda kantuk yang dahsyat

hha,, bilang aja pengen tidur, sok berpuisi segala,, slamat tidur
jangan mimpikan saya!
soalnya nanti mimpinya buruk, hha!!!

Rabu, 04 Juni 2008

kuintip dunia lewat jendela

dari balik kaca jendela yang gelap
aku bisa mengintip pada dunia
lalu ternyata dunia terbagi dua
yang satu dunia gemerlapan
diterangi kelap-kelip lampu
dipikuk oleh hiruk
dan tertawa dengan harta
dimana orang hidup sendiri
padahal dunia itu sama sekali tak sepi

yang satu lagi dunia begitu kelam
di mana derita terlalu sering menyapa
ditemani sesuap nasi dibagi sekeluarga
diatapi tumpukan seng yang berlubang,
kadang datang sebulir-dua bulir air mata
bertandang memaksa tumpah ruah

kuintip dunia dari balik kaca jendela yang gelap
bertumpu di tralis memikirkan nasib bangsa
apakah dunia selalu akan terabgi dua?
aku pusing memikirkannya

satujuniduaribudlapan

Sebelum lupa, aku ingin menulis kejadian yang kualami hari ini. Sore tadi, kira-kira satu setengah jam yang lalu, aku duduk bersama mama di J.Co, di salah satu mall di kotaku. Tempat duduk yang kupilih bersama mama berada tepat di samping jendela yang memperlihatkan deret-deret mobil yang terparkir rapi. Saat itu aku sedang memandangi keadaan di luar yang kurasa amat sedih dan suram. Langit begitu mendung, dan memang saat itu malam hampir tiba. Seperti ada yang mengatur, pandanganku jatuh pada seorang pria yang sedikit lebih tua dariku, namun ia terlalu muda disebut sebagai kakak dan tidak pantas juga disebut om-om. Yah, umur nanggung lah. Pria itu mengenakan polo-shirt hitam dipadu dengan jeans, dan kejadiannya pun dimulai di sini.

Pria itu berjalan menuju arah deretan mobil. Di tangannya terlihat cukup banyak belanjaan. Seperti bila kau melihat di sinetron atau film2, seorang pria yang membawakan belanjaan pacarnya yang mata duitan atau lelakinya yang terlalu royal menjakan kekasihnya. Ya, cukup banyak bukan? Apalagi sepertinya tas-tas itu bermerk. Tapi ini lain, dia sendirian. Maka terlintaslah di benakku prasangka jahil yang bukan-bukan. ”Wah, cwo metroseksual yang hobi belanja. Suka menghabiskan uang, melewati hari minggu dengan belanja2 gak jelas.” Lalu mulai kupikirkan apa saja yang dia beli (tak terlalu penting untuk kuceritakan). Pria itu masih berjalan dengan santai, tas belanjaan yang banyak itu masih tertenteng di tangannya, ia menekan tombol di kunci mobilnya dan mendekati sebuah (aku tak tahu merk mobil itu) mobil berwarna abu gelap dan ia mencoba membuka pintu belakang. Dan OH ia sedikit terperanjat, pintu itu tak bisa terbuka, sepertinya ia menyadari sesuatu dan itu adalah kenyataan bahwa ia SALAH MOBIL

”Hmmphh...” mataku langsung membelalak kaget melihat kejadian itu. ”Ya ampun,” gumamku. Dan tanpa kuduga, tepat saat tawaku hampir meledak, IA BERBALIK, dan parahnya IA BERBALIK KE ARAHKU. Kurasa itu respon dari rasa paniknya. Berbalik sambil nyengir lebar pura-pura malu, ah mungkin tepatnya untuk menyamarkan rasa malunya. Sialnya pandangan kami bertuburukan. Melihatku yang hampir tertawa dan sudah menutup sebagian mulutku yang menganga, ia sadar aku telah menyaksikan aib kecilnya. Dan taukah kau, tawanya semakin lebar. Ia langsung berbalik, kurasa ia malu sekali. Aku juga langsung memalingkan pandangan berpura2 tak melihat apa-apa, walaupun kutahu itu sia-sia. Ternyata mama yang duduk di depanku juga melihat hal yang sama, dan akhirnya kami terpingkal bersama-sama.

Belum selesai sampai di situ, mama tiba-tiba berkata, ”Oh, ternyata itu tuh mobilnya, emang mirip.” Aku berbalik ingin tahu, dan terlihatlah di sana ia membuka bagasi sebuah mobil bertipe sama dengan warna yang sama pula. Pria itu memasukkan barang-barangnya. Juga tepat saat itu, ia melihat lagi ke arahku. Ia nyengir kuda. Lebar sekali, memperlihatkan deretan giginya. Aku langsung berbalik. Malu kepergok memperhatikannya. Aku tertawa lagi lalu meneguk hot caramel-ku. Sejurus kemudian, lagi-lagi mama ngomong, ”Tuh, tuh dia orangnya, tuh!” Karena kata tuh, aku pikir orang itu berada dekat mobilnya yang cukup jauh dari kami. Jadi aku berbalik dengan santai sambil bersiap tertawa lagi, dan ternyata...orang itu persis berada di seberang jendela tepat di belakangku. YA AMPUN!!! Aku jadi tak enak. Orang itu masih dengan wajah sumbringah nyengir bagai kuda ingin memamerkan gigi. Tak tampak sedikit pun malu tergurat di wajahnya. Sepertinya ia menikmati kejadian memalukan tadi. Oh, ternyata virus Raditya Dika sudah menyebar ke mana-mana, (maaf,, perumpaan yg paling tepat cuma Anda yang gilanya tak terkalahka). Aku berbalik lagi. Kali ini lebih cepat dan lebih salah tingkah. Aku kepergok dua kali. Aku malu... Huh, harusnya kan dia yang malu, kenapa jadi berbalik ke arahku?! Setelah itu aku kembali terbahak-bahak bersama mama.

Belum, belum selesai! Beberapa menit berlalu. Lagi-lagi mama, ”Itu tuh orangnya, ya?” Bodohnya aku berbalik lagi, dan YA, orang itu sepertinya memang ingin melihatku. Ia memandangku sambil NYENGIR lagi. Tak kalah lebar dari tiga kali sebelumnya. YA AMPUN! Aku salah lagi, maafkan aku... Mengapa aku langsung berbalik lagi ketika ia melihatku? Karena pertama, aku malu, ini yang ketiga kalinya! Dan yang kedua, aku takut ia tersinggung karena seperti dilihati terus olehku. Ah, pokomya maafkan aku...!!!
Lalu aku bertanya pada mama, tidak mau melihat sendiri, takut ia masih memandangiku, ”Sama cewek ya, Mah?” Mamah mengangguk enteng, ”Iya.” Pikiranku langsung melayang lagi membayangkan adegan sinetron tadi. ”Tapi ibunya,” lanjut mama. ”Ooooh...” aku langsung ber-ooh panjang. Aku berbalik ingin melihatnya. Seorang ibu berjilbab dan seorang wanita berjalan bersamanya. Kupikir mungkin adik perempuannya, pacarnya, calon istrinya atau mungkin istrinya. Ah, tak penting! Dan untung, ia tidak berbalik lagi ke arahku. Aku lega dan memandangnya sampai hilang di antara orang-orang.

Sungguh kejadian sore yang menyenangkan. Jarang aku mendapati kejadian seperti ini. Bila membaca komik-komik jepang, hal-hal khayalan yang lucu dan manis bisa saja langsung terjadi dan sangat enteng diceritakan. Akhirnya kali ini aku mengalaminya sendiri. Namun biasanya di komik-komik itu akan ada pertemuan berikutnya dan terjalinlah sebuah cerita. Apakah akan ada pertemuan berikutnya antara aku dan si pria salah mobil itu? Apakah sesuatu akan terjadi dan membentuk sebuah cerita? Ah, aku tak tahu.

Untuk orang yang tadi sore bertemu denganku, salam kenal.

Sabtu, 31 Mei 2008

...

jangan biarkan sedih itu bercokol dalam dirimu
usir dia, buang dia
untuk apa gila karena cinta pada manusia
biarlah hati ini tentram dengan cinta-Nya
merindu sampai remuk kepada-Nya
jatuh cintalah setiap kali mengingat-Nya
maka hati ini akan selalu berbunga,
tanpa pernah tertoreh luka

Selasa, 27 Mei 2008

...

mengapa selalu menjauh dariku?
apakah ini cara Tuhan untuk menjagaku?
aku tak tahu...

Senin, 26 Mei 2008

Aku dan Puisi (??)

Puisi tak henti mengalir di sela-sela hati
apakah aku hidup untuk berpuisi?
atau jelma puisi itu aku sendiri?
Ah, apalah aku ini
Tak pantas mengaku diri ini puisi
Justru aku yang tak bisa hidup tanpa puisi

Minggu, 25 Mei 2008

sudut ruang Paskibra

Di dalam sana
Ada sebuah kata
tergantung bersama gambar wajah,
Bernama kenangan

Di dalam sana
Ada sebuah kata
berdiri bersama deretan piala,
Bernama cerita

Di dalam sana
Ada sebuah kata
tergeletak di depan lemari tua,
Bernama duka

Di dalam sana
Ada sebuah kata
bertahta bersama tumpukan berkas,
Bernama kerja keras

Di dalam sana
Ada sebuah kata
terurai di antara udara tak berwarna,
Bernama gelak tawa

Juga di dalam sana
Ada sebuah kata
tersebar di setiap sudut ruangan
menetap di atas duplikat garuda
dan bersandar pada bendera,
Bernama cinta

Masih di dalam sana
Akan selalu ada
Sebuah keluarga pemilik kebersamaan
Yang terus berbagi cerita, duka dan gelak tawa
Menghasilkan sebutir cinta dan sepotong kenangan,
Bernama Paskibra

Sabtu, 24 Mei 2008

harapan bertemu

saat jarum-jarum pada jam
bergerak sedikit-sedikit
menunjukkan angka-angka
saat matahari seharusnya sudah keluar
aku akan ikut ke luar rumah
menumpang pada angkutan
yang kini sudah naik harganya
menuju ke tempat yang jauh
di mana di tempat itu
sudah bertandang
dua orang penulis
yang kedudukannya sangat tinggi di hati

penulis yang satu
menyihirku
dengan rantai-rantai kata yang teramat indah
menyiramiku
dengan air-air kesejukan dari goresannya
menyampaikanku
pesan berhijab dari yang Maha Berkata

sedang yang satu
menggetarkanku
dengan kesederhanaan kata-nya
mengaliriku
dengan sungai puisi
di mana jiwa yang lelah bisa pulih kembali
menyadarkanku
bahwa tak ada hal lain
yang kuinginkan
selain menulis

hari ini
beberapa jam lagi
di kampus tersohor
akan kutemui mereka

Senin, 19 Mei 2008

Narnia..oh edmund..

Ass,,

sudah pada nonton narnia???
aduhh,, disarankan untuk sesegera mungkin menontonnya...
baguussss banget...

sbenernya sy nntn dari dua minggu yang lalu sih,, premiernya, gileee
tapi krn gak tau mo nulis apa
sedangkan ada suara yang bilang (mirip seperti rengekan)
"pengen nulis..."
jadi apa sajalah yang ditulis!!

slamat nonton!

untuk seorang kakak

petikan-petikan gitar
yang lebih terdengar seperti dentuman yang dalam
selalu mengingatkanku padanya
garis-garis di wajahnya amat jelas
sorot matanya tajam
rahangnya tegas
tubuhnya tegap
bidang dan selurus papan
seorang yang amat kukagumi
entah perasaan apa yang selalu menyejukkan ketika mengingatnya
ah, bukan
ini bukan kisah tentang si matahari itu
ini kisah yang lain
mungkin dialah si bintang
namun bintang itu gelap
mungkin lebih dikarenakan kulitnya yang legam
tapi dialah yang bercahaya sesungguhnya
dari sanalah berasal kewibawaan yang terpancar-pancar
dari sanalah kurasa hatinya teramat lembut
dari sanalah berasal kasih sayang yang amat dalam
sedalam dentuman gitar yang dimainkannya
bila aku bisa menggambarkan kecintaanku pada si matahari itu
untuk yang satu ini aku tidak bisa
tak tahu apa yang harus kukatakan
cukup dengan mengingatnya saja aku bisa merasakan
kenyamanan,
kata yang klise
tapi itulah dia, dan sekarang dia sudah akan lulus
dialah mungkin yang paling tak bisa kulupakan
selain si matahari itu
semoga jika kumuat puisi ini, gadisnya tak akan marah
kukatakan
ini bukan perasaan yang orang sebut dengan jatuh cinta
ini mungkin rasa sayang dan kekaguman
seorang adik pada kakaknya
yang teramat tak bisa dilupakan

Jumat, 16 Mei 2008

mereka anak-anak bangsamu sendiri

Puisi ini kumuat di naskah lomba menulis nasional tentang anak dan lingkungan hidup yang diadain sama UNICEF dan YKAI

oh, terima kasih mama, yang sudah memberikan informasi tentang lomba ini!!

Jangan ambil yang sudah sedikit
Jangan sakiti yang sudah sakit
Jangan tebang pohon bumi lagi
Jangan keterlaluan pada anak-anakmu sendiri
Jangan sakiti mereka lagi
Mereka bukan anak-anak kami
Mereka anak-anak bangsamu sendiri
Mereka juga bisa tertindih dalam perih
Tolong selamatkan anak-anak bangsamu sendiri


Jadi ceritanya di naskah ini aku adalah malaikat kecil yang turun ke bumi. Malaikat ini tak punya kemampuan apa2, jadi bukan peri-peri seperti di film-film. Ia hanya merasa hancur
ketika melihat betapa banyaknya bancana yang terjadi di bumi Indonesia. Dan yang paling tragis adalah korban paling menderita di setiap bencana itu adalah anak2. Puisi ini kuajukan untuk para perusak di muka bumi, pemerintah, juga semua orang agar bisa memperlakukan alam dengan lebih baik. Karena bila alam rusak, yang rugi ya kita juga.

Kamis, 08 Mei 2008

aku ingin 'cinta'

ada sebuah rasa
pada seseorang
yang tidak mau kehilangan
itu namanya ingin memiliki
bukan cinta

ada sebuah rasa
pada seseorang
yang ingin mendapatkan keuntungan
itu namanya memanfaatkan
bukan cinta

ada sebuah rasa
pada seseorang
yang selalu memikirkannya
itu namanya rindu
mungkin bagian dari cinta

ada sebuah rasa
pada seseorang
tapi merasa lebih tinggi darinya
itu namanya ingin menguasai
bukan cinta

ada sebuah rasa
pada seseorang
yang ingin selalu melindungi
itu namanya sayang
bukan cinta

ada sebentuk rasa
pada suatu dzat
yang rindunya menyesak di dada
yang tak ingin kehilangan
yang ingin selalu diingat
yang tak ingin dimurkai
yang patuh
yang tunduk
yang menggila karena rasa ini
itu cinta
pada Sang penguasa
alam dan seluruh isinya

itu cinta...
yang ingin kurasakan
karena bila rasa itu telah menyentuhku
aku akan merindu sesak dan ikut menggila
karena Ia juga akan mencintaiku

Jumat, 02 Mei 2008

katanya Hardiknas

hari ini tanggal 2 mei
orang bilang hari ini hari pendidikan
nasional pula

aku siswi
yang ingin membuat puisi
untuk saudara-saudari
yang masih buta huruf, jauh dari teknologi

tapi orang buta huruf tak bisa membaca
jadi masih gunakah berpuisi untuk mereka?
kalau begitu
aku berpuisi pada pemerintah saja
kenapa masih ada orang yang tak bisa membaca?
kan jadinya ia tak bisa membaca puisiku?
padahal aku ingin berpuisi untuk mereka

jadi apakah ini salahmu pemerintah?
kasihan, mungkin pemerintah menjawab
mereka yang tidak mau belajar
jadi, apakah ini salahmu saudara2ku?
(padahal aku berpuisi untuk dirimu)
mereka menjawab
tidak, kami tidak pernah diperhatikan

aku Putri
yang tadinya ingin berpuisi
malah jadi pusing sendiri
jadi siapa yang salah bila seperti ini?

kalau begitu, begini
pemerintah ku yang peduli
perhatikanlah mereka
dan suadara-saudariku yang baik
responlah usaha pemerintah
jangan akhiri dengan mengulurkan tangan
di jendela kendaraan orang

Rabu, 23 April 2008

judul itu tak penting

Assalamualaikum...

Hari ini langit tampak cerah. Allah kembali membangunkan umatnya dan kembali menunjukkan keagungan-Nya, membiarkan kita hidup dan menikmati ciptaan-Nya.

Hari ini aku bangun kesiangan, untung belum terlalu terlambat untuk shalat. Seperti yang kubilang, hari ini cerah, hatiku juga cerah. Memang ada kalanya ketika kita bangun pagi lalu langsung merasa senang, entah kenapa. Mungkin pertanda hari ini akan baik. Mungkin itu juga yang namanya good mood. Ada juga kalanya kita bangun pagi dengan perasaan gundah, sedih juga resah. Aku tak tahu juga kenapa bisa begitu. Mungkin itu juga yang namanya bad mood. Ngomong-ngomong sampai beberapa detik yang lalu aku bingung ingin menulis apa. Pokoknya aku ingin menulis. Kalau begitu aku ingin sedikit berbagi tentang potongan-potongan pikiranku pagi ini.

Aku terlambat shalat, aku menyesal sekali. Setiap aku tidur di kamar Mama, azan seakan tidak terdengar. Kenapa ya? Apa tempat tidurnya terlalu empuk? Atau AC-nya yang terlalu sejuk? Ah, aku saja tak tahu apalagi kau. Tapi tidak! Itu tidak bisa dijadikan alasan. Terlambat tetap saja terlambat. Seperti kalau kita terlambat masuk sekolah pasti ada sanksinya. Begitu juga ini. Aku jadi heran. Banyak buku-buku yang mengatakan kalau cinta itu sepatutnya hanya untuk Allah swt., sang Pencipta alam dan seluruh isinya, termasuk kita ini. Tapi masih saja kita menomer-duakan, bahkan menomer-tigakan, empatkan, dan seterusnya. Seperti pagi tadi, terlambat shalat. Aku juga tidak memasang alarm. Aku ingat, ketika ada acara sekolah dan organisasi yang diadakan pagi-pagi sekali. Aku mempersiapkan dari malam. Mulai dari pakaian, tidak boleh terlambat bangun dan lalin-lain. Mengapa itu bisa terasa lebih penting? Mengapa kalau terlambat shalat rasanya biasa-biasa saja? Dan terlambat untuk hal lain rasanya rugi sekali? Pertanyaan-pertanyaan itu jawabannya klise dan sudah bisa diduga. Tapi cobalah menjawabnya sendiri, dengan hati, otak, dan seluruh kemampuan juga boleh. Jawaban klise itu akan terasa dahsyat. Aku tak mau menggurui. Aku juga bukan orang suci. Hanya orang yang baru-baru ini membaca banyak buku pembangun jiwa, atau apalah namanya itu, yang sedang nge-trend sekali sekarang. Ah jangan-jangan kesadaranku ini juga cuma ikut trend?! Naudzubillah...

Begitu juga dengan pakaian. Rasanya kalau mau bertemu pacar harus secantik atau seganteng mungkin. Bertemu orang penting, presiden, pejabat, masya Allah... Gagahnya bukan main. Bandingkan dengan shalat, pakaian apa yang aku dan kau gunakan? Hanya dalaman kaus oblong dan boxer sebelum dibalut dengan mukena. Bahkan kadang aku juga pernah tak mandi sore –apalagi mandi sebelum subuh- lalu shalat subuh. Betapa kotor dan cueknya ketika akan bertemu dengan dzat yang menciptakan kita? Menciptakan...menciptakan... Ibu kita saja yang melahirkan harus dihormati dan dicintai sepenuh hidup (jangan cuma setengah). Kalau Dia, Dia yang menciptakan... Waah, aku baru merasa kata menciptakan itu dahsyat sekali... Apa Harry Potter pernah menciptakan sesuatu dari tongkatnya? Bukankah itu hebat sekali? Apa Voldemort bisa menghancurkan sesuatu dari ujung tongkatnya, seperti mantra ”avadakadavra”? Allah bisa membuat alam porak poranda dalam sekejap, bahkan mungkin bila Ia tak menghendaki kita untuk mengerjap, dunia juga masih bisa porak poranda di depan mata kita. Subhannallah...

Hal kecil. Memang hanya hal kecil. Lain kali aku ingin menulis banyak lagi hal kecil yang bisa membuat aku maupun siapa saja yang membacanya menyadari bahwa kita selalu mulai dari sesuatu yang kecil. Kita tak bisa mencapai sesuatu yang besar jika tidak melewati yang kecil dulu. Maka dari itu jangan remehkan hal kecil, anak kecil, apalagi orang kecil (lho??). Tapi benar, kan?

Aku senang sekali pagi ini. Langit cerah, hatiku juga cerah. Allah kembali membukakan jalan pikiran dan hati hambanya untuk menyadari sesuatu yang besar dari hal yang kecil. Jika suatu saat nanti ternyata kesadaranku hanya mengikuti trend, aku bisa membaca tulisan kecilku ini. Betapa Allah hanya satu-satunya yang berhak mendapat tempat nomer satu di hati.

Wassalam...

Senin, 21 April 2008

..hari ini..(??)

hari ini, aku injakkan kaki di sekolah yang sama
masih tubuh yang sama
masih wajah yang sama

tapi hari ini...
aku datang dengan hijab
memang belum sempurna
namun aku harap
aku hari ini
dengan jiwa yang berbeda
dengan hati yang mantap dan lurus

aku senang sambutan
aku suka perhatian
semua itu kudapat hari ini
kusambut dengan senyuman
namun terselip sedikit takut
akan iman yang mungkin goyah

Ya Allah Ya Rabb
kuatkan hati ini
teguhkan diri ini
agar tetap di jalan-Mu yang suci

Amin

Rabu, 16 April 2008

ooooooiiiiiiiii

ooooooooooooooooiiiii blogger, tolongmilaaah

Senin, 14 April 2008

Aku dan Kekasihku

Aku ingin menjadi wanita
yang senyumnya menimbulkan kesejukan
yang tutur katanya bijaksana menenangkan
yang pandangannya terjaga
yang ilmunya tinggi dan berguna

Aku ingin menjadi wanita
yang bedaknya adalah basuhan air wudhu
yang lipsticknya adalah dzikir
yang polesan matanya adalah bacaan Al-Qur'an

Namun aku adalah wanita
yang baru saja akan memulai jalannya
yang mungkin akan goyah di tengah-tengah
Aku adalah wanita
yang bersyukur menemukan Allah saat tersesat
dan aku adalah wanita
yang selalu berharap
akan ditemani
akan dijaga
akan dibimbing
dan tak akan ditinggalkan
oleh kekasih tercintaku
Engkau Yang MahaSempurna

Jumat, 11 April 2008

rindu menulis sajak

sudah lama tak kutorehkan pikiranku
sudah lama isi hati tak mengalir jadi puisi
rasanya sepi sekali
ya sepi sekali...

aku rindu menulis sajak
rindu menguntai kata
rindu mengurai makna

Kamis, 03 April 2008

sajak untuk kakak

Setapak-setapak sekolah kini digaungi
langkah-langkah kaki kakak-kakak ku
berlalu-lalang dengan wajah tegang
bergurat-gurat rasa cemas terpancar
masing-masing sibuk dengan pikirannya
namun hanya menanti satu tujuan
yang tak lain dan tak bukan adalah ujian

lapisan sekolah memang tiga
ada kami, ada adik dan ada kakak
sebentar lagi adik akan jadi kami
kami jadi kakak
yang baru jadi adik
lalu kakak akan jadi apa?
mungkin tinggal hitung hari kakak akan pergi
tapi kakak adalah kakak
yang selalu ada di hati kami

kakak, waktu berjalan tak kenal hati
padahal baru kemarin kita berdiri di lapangan yang sama
baru kemarin kita menabuh genderang yang sama
baru kemarin kami diurus kakak
sepi pasti kala kakak tak ada
mungkin tinggal hitung hari kakak akan pergi
tapi kakak tetaplah kakak
yang selalu ada di hati kami

aneh rasanya semua begitu cepat
tau-tau sudah ada lagi perpisahan
ingin rasanya waktu dipegang dulu dengan erat
agar puisi perpisahan tak usah dulu dibacakan

kakak2ku,
aku bersajak dari dalam kamar
kudoakan agar engkau dimudahkan
yakinlah usahamu pasti tak sia-sia
gerbang penuh harapan menunggumu di depan
tak usah lagi menoleh ke belakang
hanya satu yang perlu diingat
mungkin tinggal hitung hari sekolah jadi sepi
karena engaku telah pergi
tapi engkau tetap sajalah kakak
yang akan selalu ada di hati kami

Kamis, 27 Maret 2008

Sebuah surat beramplop putih

kemarin di hari yang panas berapi-api
kutemukan sebuah surat beramplop putih
tanggal dikirmnya 50 tahun lagi dari waktu kini
tentu saja aku terkejut setengah mati

surat itu berkata sedih
zaman nanti begitu ringkih
orang tak lagi diberi nama cantik
supaya tak repot mengenali

surat itu berkata dengan lirih
bahwa zaman nanti begitu kering
tak lagi 8 gelas untuk sehari
jatah setengah gelas kadang masih dikurangi

surat itu lagi menjerit pedih
rambut wanita bukan lagi
jadi mahkota yang dipilin
mereka digunduli sejak lahir
agar tidak menghabiskan air
untuk sekedar cuci diri

surat itu menahan lirih
menyaksikan jiwa-jiwa yang tertatih
sungguh benar tak dapat hidup orang miskin
karena udara pun harus diganti rugi

ah, aku tak tahan dengan surat yang merintih
karena zaman nanti begitu pahit
tak ada lagi taman untuk bermain
tak ada hijau untuk dipandangi
tinggallah retak-retak bersama yang terkikis
tinggallah gersang diiringi yang mendidih
dan tinggallah sakit bertangis-tangis

Surat itu berkata lagi
Di tengah kerontang bumi yang kering
ada seorang anak kecil
bertanya pada si penulis surat beramplop putih
benarkah dulu bumi tidak seperti ini?
apakah dulu begitu banyak air?
apakah dulu pohon-pohon berderet manis?
apakah ada padang hijau untuk bermain?
Lalu kenapa bisa jadi begini?

Hati penulis meringis
dan hanya bisa mengangguk sedih

Sesaat kemudian
aku ingin bertanya pada surat beramplop putih
benarkah zaman itu akan terjadi?
bukankah air tak bisa habis?
benarkah hijau akan terkikis,
menjadi pecah dan mengering?

Tunggu dulu...
Kalau benar begitu, sekarang ijinkan aku
Untuk bersapa pada penghuni bumi
Hei, para penebang pohon, apa kabar?
Hei, para pemilik pabrik bersimbah limbah, apa kabar?
Dan apa pula kabar dirimu, wahai si pembuang sampah sembarangan?
Baik-baik saja kah?
Mengapa bukan kau yang mendapat surat ini?

Jika saja kau terima surat beramplop putih
Mungkin hanya sekali ini ia peringati
bahwa kita telah membunuh bumi
pelan-pelan tapi pasti

Selasa, 25 Maret 2008

...

Puisi adalah nada
dari kata-kata
Yang fana tapi nyata

Minggu, 16 Maret 2008

...

Puisi tak usah dipikir
Puisi itu isi hati
yang tak kenal hati-hati..

bintang matahari

aku suka matahari
sinarnya terik berpancar-pancar
yang tidak hanya pendar-pendar

Pernah aku bersahabat dengan matahari
tak enggan ia bakar kulitku
tak sungkan ia bikin pening kepalaku
dan senang ia sipitkan mataku
tapi aku suka matahari

Pernah aku berkekasih dengan matahari
padanya kukirimkan puisi
tapi dia tinggalkan aku pergi
buat aku jadi sendiri
sialnya dia tak pernah kembali
aku sungguh sakit hati

Guruku bilang matahari itu bintang
berarti aku juga suka bintang
namun akhir-akhir ini langit tak menghadirkan bintang
aku jadi lupa bagaimana rupa bintang,
mungkinkah karena aku belum bersahabat dengan bintang?
atau karena belum sempat berkekasih dengan bintang?

kalau begitu di mana langit menyekap bintang?
mungkinkah ini ulah matahari?
atau bintang juga ingin tinggalkan aku pergi?
kumohon jangan sembunyi!
aku tak lagi punya matahari
masak aku sendiri lagi?

Kamis, 13 Maret 2008

aku ini siapa
aku hidup untuk apa

sudah 17 tahun aku bertapak di bumi ini
tak tahu kapan mati
apa aku sudah berarti?

aku bertanya
aku ini siapa
aku hidup untuk apa

makan untuk hidup
atau hidup untuk makan
yang mana lebih dulu
telur atau ayam
yang mana lebih dulu
toples atau gula

aku berbalut putih abu-abu
lalu kenapa
apa aku sudah hebat?
bagaimana nilai fisikaku
bagaimana pula nasib seni lukisku

aku benar-benar sedang dirutuk ribu pertanyaan
diburu jutaan pikiran
dihujani kilasan-kilasan kenangan

aku ini siapa
dan hidup untuk apa

Selasa, 11 Maret 2008

aku ragu

aku ragu
aku ragu
aku ragu

aku ragu untuk berdatang ke sana
ragu masuk mulut dunia sastra
yang penuh penyair hebat
tempat bertandangnya pesajak handal
tempat bertopang puisi-puisi indah

aku ragu
sekali lagi ragu
sekali lagi juga kerut, ciut

Minggu, 09 Maret 2008

aku tak lebih dari ini

Aku hanya sepotong jiwa yang terkikis
Aku secuil jiwa yang menangis
Aku seonggok daging tanpa hati
Aku adalah yang terburuk di antara yang perih
Aku rindu di saat rintih
Aku sepi diiringi lirih
Aku sakit di tengah yang kasih
Aku iri pada mereka yang berkasih-kasih

Aku ingin mereka kembali,
hidup denganku sekali lagi

Sabtu, 08 Maret 2008

tidak temukan dirimu

imajiku melanglang buana
berlari di padang mencari senja
untuk menemukan kekasih pujaan

kakiku menapak pasir panas
lalu bergidik di hutan dingin
aka dan imajiku masih mencari
untuk menemukan kekasih pujaan

akhirnya aku sampai kota
kulit ari kaki terbakar panasnya aspal
aku ingin menemukan kekasih pujaan

saat berjalan aku bertanya-tanya
bila sudah di depan pintumu, aku harus apa?
bila nanti melihat wajahmu, aku harus bilang apa?
bila ingin memelukmu, boleh apa?

tapi sia juga kupikir itu semua
kuketuk beribu kali pun kau tak membuka
sia juga kupikir itu semua
nyatanya kau tak ada di dalamnya
lagi-lagi aku gagal
untuk temukan kekasih pujaan

Kekasih Impian

wahai kekasih impianku,
engkau datang lagi padaku malam ini
kembali menemaniku dalam mimpi
kali ini engkau mengecup keningku

kekasih impianku,
engkau juga datang malam kemarin
kali itu kau mengelus rambutku
dan aku tersedu-sedan di pelukmu
karena saat siang kau bertengkar dengan temanku

kekasih impianku,
akankah engkau datang malam nanti?
aku ingin bercerita
hari ini aku terus saja memikirkanmu

tapi, kekasihku
mengapa engkau hanya menjengukku dalam mimpi?

kekasihku,
akankah engkau datang malam nanti?
aku ingin mengatakan
aku menunggu nyatamu
untuk menghiburku dan mengisiku
aku menunggumu dari balik pintuku
dari balik jendelaku dan seluruh kesepianku
aku menunggumu dari balik dinding hatiku

aku menunggumu mengetuknya
kemudian akan kusambut dirimu
wahai kekasih impianku

ulngan lg? tolongmilaahh

ooooyyy ulangan mid ineh besok
malas, hahhhaaa
tapi harus dibuktikan kalo sibuk di organisasi, plajarannya gak boleh ktinggalan

tmen2 OSIS kuhh,, sabar yah dgn jadwal yang bgitu padat
smngadhhh,, kita pasti bisa!!!

Kamis, 06 Maret 2008

Aku Ingin Baca Buku

aku ingin tenangkan hatiku
dengan membaca buku
tapi aku tak punya buku
untuk kubaca sampai kantuk menjemputku
aku hanya terus menulis puisiku
walau pikiran tak lagi sanggup
untuk mengatur tanganku
aku hanya bersajak tanpa arah yang kutuju
tanpa arti yang kutunggu

aku ingin baca buku
untuk tenangkan hatiku
maka hadiahilah aku sebuah buku
untuk kubaca sampai kantuk menjemputku

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi
aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengankasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !


puisi yang paling kusukai di antara semua puisi yang pernah kubaca. puisi ini kuambil dari sebuah blog yang aku lupa namanya. siapapun yang menulis ini, aku benar2 mengaguminya.

Rabu, 05 Maret 2008

pagi masih buta
langit gelap belum bercahaya
matahari masih bersembunyi

aku bangun
kembali menekuni
benda kotak bercahaya terang
di dapur kunyalakan air untuk mandi

aku lupa airku
saking asiknya terlarut dalam jutaan kata
yang bisa kuuntai pagi ini
akhirnya kukembali ke dapur
namun kulihat kompor untuk airku sudah mati
padahal tak kudengar
suara pembantuku membuka pintu
ia tidur di kamar nenek ku

jadi siapa
yang mematikan kompor untuk airku???

sakitnya hatiku
belum juga dimulai
sudah dihempas lagi

sakitnya hatiku
yang membaca lirik cintamu
tapi bukan untukku

puisi ini puisi jaman dulu, jamannya orang masih aja patah hati
walau sudah jelas ditinggal kekasihnya pergi

Aku hanya ingin bersamamu sekarang
Melihat wajahmu dan mendengar suaramu..

Kasihan ponselku..
Kini ia tak pernah berdering
Tak pernah menunjukkan tada-tanda kehidupanmu

Kasihan sofaku..
Kini ia hanya menatapku duduk sendiri
Tanpa ada dirimu yang menemaniku seperti dulu

Dan kasihan hatiku..
Kini ia merintih merindukan dirimu
Menangis mengingat semua kenangan yang kulalui bersamamu
Kenangan yang kini mengembun menjadi tetesan air mataku

Aku hanya ingin bersamamu sekarang
Melihat wajahmu dan mendengar suaramu
Karena aku benar-benar merindukanmu

kami bukan menangisi mereka
yang duduk dengan wajah datar
tanpa ekspresi
tanpa perasaan
kami bukan menangisi mereka
yang duduk diam
tanpa raut bersalah

aku menangis
karena melihat kembali kilasan kenangan itu
kenangan tak ternilai
di balik benda kuning keemasan
yang mereka hilangkan
dan tak meninggalkan jejak sedikit pun

sayangnya aku tak bisa benci mereka
tak boleh benci mereka
aku harus rangkul mereka
agar benda itu kembali
agar mengawetkan kenangan kami

ya benda itu harus kembali
walau setahun lagi...

Selasa, 04 Maret 2008

aku berada di dapur ibuku
sedang berniat membuat kue
aku menatap bahan-bahan yang ada di depanku
kemudian aku mencampurnya
dan jadilah sebuah kue yang manis
hangat dan enak

aku berpikir
mungkin begini juga rasanya cinta

bila dipadu dengan pas
maka akan menghasilkan sesuatu yang khas
seperti kisah kita yang telah jauh terlepas

namun saat sesuatunya kurang atau berlebih
maka rasanya akan hambar
malah kadang jadi tak keruan
seperti kisah kita sekarang ini

dan mungkin bila sudah seperti itu
aku maupun dirimu tak mau lagi
melanjutkan makan kue yang tidak enak
apalagi melanjutkan kisah yang terlanjur sesak

tinggal sekarang bagaimana caranya
menghilangkan rasa pahit di lidah
dan rasa sakit di hati
yang akan membekas
lama...
mungkin

haruskah aku membuat adonan baru?

seandainya di dunia ini orang tak bisa berkata
apa yang harus kulakukan?

seandainya di dunia ini orang tak bisa berkata
apa akan kutulis juga puisi untukmu?

seandainya di dunia ini orang tak bisa berkata
melalui apa harus kunyatakan perasaan ini?

lewat sinar mata,
lewat puisi cinta,
lewat bahasa isyarat,
atau lewat gerakan pantomim??

yang pasti bila semua itu
dapat kutukar dengan bisikan ataupun teriakan
aku hanya akan mengatakan
aku mencintaimu...

Jumat, 29 Februari 2008

kalau begitu aku saja

sore ini langit panas
menguapkan semangat
menghasilkan peluh yang amat sangat

namun aku tetap keluar
menantang matahari yang sudah menjadi sahabatku
kepalaku pening
tapi aku tetap berangkat

sekarang aku di sini
di balik benda kotak bercahaya terang
kembali tenggelam dalam ribuan kata-kata
yang siap untuk diuntai

aku membaca tulisanmu
engkau bingung mau mencintai siapa?
banyak hati di luar sana yang butuh kasih sayang
banyak tangan di luar sana yang butuh uluran
dan mungkin ada diriku di sini
yang butuh rasa cintamu itu

Rabu, 20 Februari 2008

Aku dan Rei

Tak disangka juga, mungkin para orang tua itu sadar ini bukan acara untuk anak-anak. Mungkin jauh di dalam lubuk hatinya mereka hanya ingin supaya ditemani atau yang lebih mulia supaya anaknya –atau keponakan dalam kasus Rei- ikut meraskan makanan2 mewah di restoran berbintang. Memangnya kami sekampungan itu???

Mereka mengizinkan kami untuk jalan di pantai. Kebetulan andalan hotel berbintang tadi adalah letaknya yang dekat pantai juga view laut yang indah. Jadi di sinilah kami sekarang. Berada diantara orang-orang lain yang sedang ramai mengunjungi pantai. Kebanyakan pasangan kekasih karena hari ini adalah malam minggu. Tak bisa disangkal juga kami seperti sepasang kekasih yang bela2in untuk sekadar datang ke pantai tapi pake dandan abis2an.

Kami merasakan hawaa yang lebih alami. Angin cukup kencang bertiup. Aku mendekap tubuhku sendiri. Dingin. Kurasakan Rei menyampirkan jas –yang mirip jaket- ke tubuhku. Aku tertegun, tapi aku berusaha tersenyum dan tentunya berusaha terlihat biasa saja.

“katanya, aku lebih tua setahun darimu. Berarti kamu kelas dua SMA ya?” ”Yap. Berarti kamu kelas 3. Wah, bentar lagi ujian dong?” Dia mengangguk.
”Tapi kan sekarang kita lagi libur, makanya aku liburan ke sini. Bener2 suntuk. Tiap hari belajar ampe kayak orang gila.” ”Liburan ke sini? Jadi kamu gak sekolah di sini?’ ”Oh, ya ampun! Sori, aku belum bilang, aku sekolahnya di Bandung.” Rei tersenyum manis sekali. Sementara aku di sampingmya Cuma manggut2.

Pantai itu indah. Pagi hari, siang, sore, maupun malam seperti ini. Kalau pagi bawaanya sejuk, kalau sore tentunya bisa lihat sunset. Dan kalau malam...banyak sekali lampu dan pantai menjadi tempat yang sangat romantis. Kami berdiri di di anjungan. Menatap laut yang terhampar di depan kami.

Selasa, 12 Februari 2008

Aku dan Rei

malam semakin larut. orang tua pada ngobrol ngalor-ngidul. aku hanya berusaha menikmati hidangan yang tersedia. semuanya makanan mewah. jadi aku pun bertekad harus mencicipi semuanya, hahahh. namun lepas dari hidangan2 lezat itu, aku merasa bosan. pria di sebelahku pun tampaknya begitu. sekarang kami terpaku pada entah puding ke berapa yang terletak manis di depan kami.

Aku menghela napas panjang. kami hanya duduk berdua di situ sekarang. teman ibuku sudah pergi bergabung bersama yang lain. tapi belum ada sama sekali pebicaraan di antara kami.
"bosan, ya?" ia bersuara tiba-tiba. aku masih memandangi pudingku dan tanpa sadar mengangguk. tersirat wajah seperti anak kecil yang sudah kelelahan di sana.
tiba2 aku mendengarnya tertawa kecil. "kurasa, bosanmu sudah tidak tertolong lagi. kenapa dari tadi kita diam saja, ya?". Aku memaksakan senyumku. "kalau misalnya dibolehkan, kita jalan2 saja. lagian pakaian kita tidak terlalu formal, kita bisa jalan di pantai,"

Aku terkejut mendengarnya berkata seperti itu.. berani juga ia mengajak perempuan yang baru dikenalnya.

..bersambung..

Aku dan Rei (begin)

lagi2 aku mengikuti ibuku masuk ke salah satu hotel berbintang. ia ada pertemuan di sana. aku diajaknya. prasaanku slalu aneh ketika merasakan sesuatu yang mewah

ah, bukannya norak
tapi alangkah senangnya bila bisa bertemu seorang yang kukenal di tempat seperti itu

aku masih mengikuti ibuku menuju restoran di luar
bukan pertemuan biasa. ini makan2 outdoor

ada seorang perempuan cantik mengenakan baju dengan bahu terbuka, yang kukenali sebagai teman kantor ibuku. aku menghampirinya. ia menyapaku dan menyuruhku duduk satu meja dengannya.
ia berkata, "kenalkan, ini keponakanku. lebih tua setahun darimu, lho!"
aku memandang seorang pria yang kini berada di sampingku. tampan juga. ia bersih dan rapi. pakaiannya sopan. ia tersenyum dan mengangguk padaku. aku membalasnya.
ia mengulurkan tangannya padaku, aku pun menjabatnya.

Namanya Rei.



ohohohooo,, sungguh imajinasikuuu, kapan akan terjadi yaaaa????

sibukkk

hiya..hiyaa

lumayan, ngenet gratis di briton inehhh

aduh, btul kelas 2 ksibukannya gak nanggung2!!

teman2 yang bikin program makin berlomba2

maklum waktu kita mepet banget

dan nd bolehki korbankan juga angkatan di bawah

jadi walopun kita cepat, tapi tetep berkesan

n pastinya berkualitas bagusssshhh

Jumat, 18 Januari 2008

I'll be thinkin' about you

Yesterday I saw the sun shinin',
And the leaves were fallin' down softly,
My cold hands needed a warm, warm touch,
And I was thinkin' about you.
Here I am lookin' for signs to lead me,
You hold my hand, but do you really need me?
I guess it's time for me to let you go,
But I'll be thinkin' about you,
I'll be thinkin' about you.
When you sail across the ocean waters,
And you reach the other side safely,
Could you smile a little smile for me?
'cause I'll be thinkin' about you,
I'll be thinkin' about you,
I'll be thinkin' about you,
I'll be thinkin' about you...
(joss stone-I'll be thinkin' about you)

Sabtu, 12 Januari 2008

here we go again

agh,, y ampuuun
prasaan ini muncul lagi
tumbuh lagi...tumbuh lagi...
tanpa tau bisa berhasil atau tidak
tanpa tau akan terbalas atau tidak
tanpa tau akan berpaling pada diriku atau tidak
mengapa rasa ini harus selalu tumbuh pada orang yang terlalu tinggi
terlalu sulit untuk digapai
bahkan terlalu silau untuk sekadar dipandang
here we go again
kembali berusaha dari awal
kemblai menata perasaan
kembali beroptimis
kembali bermimpi
kembali berangan2
dan kembali memandang seseorang dari celah sudut kecilku

Minggu, 06 Januari 2008

060108

Aku sudah mengerti semuanya
aku ingin mundur
tapi hati tak mengizinkanku
diri tak mampu tuk berpaling
Aku tau
aku tak akan sanggup memperjuangkan hatiku
seperti dirimu
yang memperjuangkan cintamu untuknya
Kurasa aku tak cukup kuat untuk itu
Kini aku terbelenggu
tak tahu harus berbuat apa
Haruskah aku teruskan langkahku?
Atau berhenti dan menghilang darimu?
Siapa pun bantu aku tuk menjawabnya

Selasa, 01 Januari 2008

baru...baru..baru..

selamat tahun baruuuuuu!!!!!

kita sambut hari baru
lembaran baru
harapan yang baru
juga...cinta yang baru mungkin

cinta baru

saat kembang api meledakkan percikan sinar warna-warni
kurasa hanya ada luapan kegembiraan di dalamnya
saat kaki melangkah di setapak yang gelap
kurasa hanya ada kesepian yang meliputi dirinya
saat karya menuntut untuk tercipta
kurasa hanya ada isi hati yang ingin diungkap
saat aku menelaah hatiku lebih jauh
ternyata hanya dirimu yang berada di sana