Jumat, 29 Februari 2008

kalau begitu aku saja

sore ini langit panas
menguapkan semangat
menghasilkan peluh yang amat sangat

namun aku tetap keluar
menantang matahari yang sudah menjadi sahabatku
kepalaku pening
tapi aku tetap berangkat

sekarang aku di sini
di balik benda kotak bercahaya terang
kembali tenggelam dalam ribuan kata-kata
yang siap untuk diuntai

aku membaca tulisanmu
engkau bingung mau mencintai siapa?
banyak hati di luar sana yang butuh kasih sayang
banyak tangan di luar sana yang butuh uluran
dan mungkin ada diriku di sini
yang butuh rasa cintamu itu

Rabu, 20 Februari 2008

Aku dan Rei

Tak disangka juga, mungkin para orang tua itu sadar ini bukan acara untuk anak-anak. Mungkin jauh di dalam lubuk hatinya mereka hanya ingin supaya ditemani atau yang lebih mulia supaya anaknya –atau keponakan dalam kasus Rei- ikut meraskan makanan2 mewah di restoran berbintang. Memangnya kami sekampungan itu???

Mereka mengizinkan kami untuk jalan di pantai. Kebetulan andalan hotel berbintang tadi adalah letaknya yang dekat pantai juga view laut yang indah. Jadi di sinilah kami sekarang. Berada diantara orang-orang lain yang sedang ramai mengunjungi pantai. Kebanyakan pasangan kekasih karena hari ini adalah malam minggu. Tak bisa disangkal juga kami seperti sepasang kekasih yang bela2in untuk sekadar datang ke pantai tapi pake dandan abis2an.

Kami merasakan hawaa yang lebih alami. Angin cukup kencang bertiup. Aku mendekap tubuhku sendiri. Dingin. Kurasakan Rei menyampirkan jas –yang mirip jaket- ke tubuhku. Aku tertegun, tapi aku berusaha tersenyum dan tentunya berusaha terlihat biasa saja.

“katanya, aku lebih tua setahun darimu. Berarti kamu kelas dua SMA ya?” ”Yap. Berarti kamu kelas 3. Wah, bentar lagi ujian dong?” Dia mengangguk.
”Tapi kan sekarang kita lagi libur, makanya aku liburan ke sini. Bener2 suntuk. Tiap hari belajar ampe kayak orang gila.” ”Liburan ke sini? Jadi kamu gak sekolah di sini?’ ”Oh, ya ampun! Sori, aku belum bilang, aku sekolahnya di Bandung.” Rei tersenyum manis sekali. Sementara aku di sampingmya Cuma manggut2.

Pantai itu indah. Pagi hari, siang, sore, maupun malam seperti ini. Kalau pagi bawaanya sejuk, kalau sore tentunya bisa lihat sunset. Dan kalau malam...banyak sekali lampu dan pantai menjadi tempat yang sangat romantis. Kami berdiri di di anjungan. Menatap laut yang terhampar di depan kami.

Selasa, 12 Februari 2008

Aku dan Rei

malam semakin larut. orang tua pada ngobrol ngalor-ngidul. aku hanya berusaha menikmati hidangan yang tersedia. semuanya makanan mewah. jadi aku pun bertekad harus mencicipi semuanya, hahahh. namun lepas dari hidangan2 lezat itu, aku merasa bosan. pria di sebelahku pun tampaknya begitu. sekarang kami terpaku pada entah puding ke berapa yang terletak manis di depan kami.

Aku menghela napas panjang. kami hanya duduk berdua di situ sekarang. teman ibuku sudah pergi bergabung bersama yang lain. tapi belum ada sama sekali pebicaraan di antara kami.
"bosan, ya?" ia bersuara tiba-tiba. aku masih memandangi pudingku dan tanpa sadar mengangguk. tersirat wajah seperti anak kecil yang sudah kelelahan di sana.
tiba2 aku mendengarnya tertawa kecil. "kurasa, bosanmu sudah tidak tertolong lagi. kenapa dari tadi kita diam saja, ya?". Aku memaksakan senyumku. "kalau misalnya dibolehkan, kita jalan2 saja. lagian pakaian kita tidak terlalu formal, kita bisa jalan di pantai,"

Aku terkejut mendengarnya berkata seperti itu.. berani juga ia mengajak perempuan yang baru dikenalnya.

..bersambung..

Aku dan Rei (begin)

lagi2 aku mengikuti ibuku masuk ke salah satu hotel berbintang. ia ada pertemuan di sana. aku diajaknya. prasaanku slalu aneh ketika merasakan sesuatu yang mewah

ah, bukannya norak
tapi alangkah senangnya bila bisa bertemu seorang yang kukenal di tempat seperti itu

aku masih mengikuti ibuku menuju restoran di luar
bukan pertemuan biasa. ini makan2 outdoor

ada seorang perempuan cantik mengenakan baju dengan bahu terbuka, yang kukenali sebagai teman kantor ibuku. aku menghampirinya. ia menyapaku dan menyuruhku duduk satu meja dengannya.
ia berkata, "kenalkan, ini keponakanku. lebih tua setahun darimu, lho!"
aku memandang seorang pria yang kini berada di sampingku. tampan juga. ia bersih dan rapi. pakaiannya sopan. ia tersenyum dan mengangguk padaku. aku membalasnya.
ia mengulurkan tangannya padaku, aku pun menjabatnya.

Namanya Rei.



ohohohooo,, sungguh imajinasikuuu, kapan akan terjadi yaaaa????

sibukkk

hiya..hiyaa

lumayan, ngenet gratis di briton inehhh

aduh, btul kelas 2 ksibukannya gak nanggung2!!

teman2 yang bikin program makin berlomba2

maklum waktu kita mepet banget

dan nd bolehki korbankan juga angkatan di bawah

jadi walopun kita cepat, tapi tetep berkesan

n pastinya berkualitas bagusssshhh