Sabtu, 31 Mei 2008

...

jangan biarkan sedih itu bercokol dalam dirimu
usir dia, buang dia
untuk apa gila karena cinta pada manusia
biarlah hati ini tentram dengan cinta-Nya
merindu sampai remuk kepada-Nya
jatuh cintalah setiap kali mengingat-Nya
maka hati ini akan selalu berbunga,
tanpa pernah tertoreh luka

Selasa, 27 Mei 2008

...

mengapa selalu menjauh dariku?
apakah ini cara Tuhan untuk menjagaku?
aku tak tahu...

Senin, 26 Mei 2008

Aku dan Puisi (??)

Puisi tak henti mengalir di sela-sela hati
apakah aku hidup untuk berpuisi?
atau jelma puisi itu aku sendiri?
Ah, apalah aku ini
Tak pantas mengaku diri ini puisi
Justru aku yang tak bisa hidup tanpa puisi

Minggu, 25 Mei 2008

sudut ruang Paskibra

Di dalam sana
Ada sebuah kata
tergantung bersama gambar wajah,
Bernama kenangan

Di dalam sana
Ada sebuah kata
berdiri bersama deretan piala,
Bernama cerita

Di dalam sana
Ada sebuah kata
tergeletak di depan lemari tua,
Bernama duka

Di dalam sana
Ada sebuah kata
bertahta bersama tumpukan berkas,
Bernama kerja keras

Di dalam sana
Ada sebuah kata
terurai di antara udara tak berwarna,
Bernama gelak tawa

Juga di dalam sana
Ada sebuah kata
tersebar di setiap sudut ruangan
menetap di atas duplikat garuda
dan bersandar pada bendera,
Bernama cinta

Masih di dalam sana
Akan selalu ada
Sebuah keluarga pemilik kebersamaan
Yang terus berbagi cerita, duka dan gelak tawa
Menghasilkan sebutir cinta dan sepotong kenangan,
Bernama Paskibra

Sabtu, 24 Mei 2008

harapan bertemu

saat jarum-jarum pada jam
bergerak sedikit-sedikit
menunjukkan angka-angka
saat matahari seharusnya sudah keluar
aku akan ikut ke luar rumah
menumpang pada angkutan
yang kini sudah naik harganya
menuju ke tempat yang jauh
di mana di tempat itu
sudah bertandang
dua orang penulis
yang kedudukannya sangat tinggi di hati

penulis yang satu
menyihirku
dengan rantai-rantai kata yang teramat indah
menyiramiku
dengan air-air kesejukan dari goresannya
menyampaikanku
pesan berhijab dari yang Maha Berkata

sedang yang satu
menggetarkanku
dengan kesederhanaan kata-nya
mengaliriku
dengan sungai puisi
di mana jiwa yang lelah bisa pulih kembali
menyadarkanku
bahwa tak ada hal lain
yang kuinginkan
selain menulis

hari ini
beberapa jam lagi
di kampus tersohor
akan kutemui mereka

Senin, 19 Mei 2008

Narnia..oh edmund..

Ass,,

sudah pada nonton narnia???
aduhh,, disarankan untuk sesegera mungkin menontonnya...
baguussss banget...

sbenernya sy nntn dari dua minggu yang lalu sih,, premiernya, gileee
tapi krn gak tau mo nulis apa
sedangkan ada suara yang bilang (mirip seperti rengekan)
"pengen nulis..."
jadi apa sajalah yang ditulis!!

slamat nonton!

untuk seorang kakak

petikan-petikan gitar
yang lebih terdengar seperti dentuman yang dalam
selalu mengingatkanku padanya
garis-garis di wajahnya amat jelas
sorot matanya tajam
rahangnya tegas
tubuhnya tegap
bidang dan selurus papan
seorang yang amat kukagumi
entah perasaan apa yang selalu menyejukkan ketika mengingatnya
ah, bukan
ini bukan kisah tentang si matahari itu
ini kisah yang lain
mungkin dialah si bintang
namun bintang itu gelap
mungkin lebih dikarenakan kulitnya yang legam
tapi dialah yang bercahaya sesungguhnya
dari sanalah berasal kewibawaan yang terpancar-pancar
dari sanalah kurasa hatinya teramat lembut
dari sanalah berasal kasih sayang yang amat dalam
sedalam dentuman gitar yang dimainkannya
bila aku bisa menggambarkan kecintaanku pada si matahari itu
untuk yang satu ini aku tidak bisa
tak tahu apa yang harus kukatakan
cukup dengan mengingatnya saja aku bisa merasakan
kenyamanan,
kata yang klise
tapi itulah dia, dan sekarang dia sudah akan lulus
dialah mungkin yang paling tak bisa kulupakan
selain si matahari itu
semoga jika kumuat puisi ini, gadisnya tak akan marah
kukatakan
ini bukan perasaan yang orang sebut dengan jatuh cinta
ini mungkin rasa sayang dan kekaguman
seorang adik pada kakaknya
yang teramat tak bisa dilupakan

Jumat, 16 Mei 2008

mereka anak-anak bangsamu sendiri

Puisi ini kumuat di naskah lomba menulis nasional tentang anak dan lingkungan hidup yang diadain sama UNICEF dan YKAI

oh, terima kasih mama, yang sudah memberikan informasi tentang lomba ini!!

Jangan ambil yang sudah sedikit
Jangan sakiti yang sudah sakit
Jangan tebang pohon bumi lagi
Jangan keterlaluan pada anak-anakmu sendiri
Jangan sakiti mereka lagi
Mereka bukan anak-anak kami
Mereka anak-anak bangsamu sendiri
Mereka juga bisa tertindih dalam perih
Tolong selamatkan anak-anak bangsamu sendiri


Jadi ceritanya di naskah ini aku adalah malaikat kecil yang turun ke bumi. Malaikat ini tak punya kemampuan apa2, jadi bukan peri-peri seperti di film-film. Ia hanya merasa hancur
ketika melihat betapa banyaknya bancana yang terjadi di bumi Indonesia. Dan yang paling tragis adalah korban paling menderita di setiap bencana itu adalah anak2. Puisi ini kuajukan untuk para perusak di muka bumi, pemerintah, juga semua orang agar bisa memperlakukan alam dengan lebih baik. Karena bila alam rusak, yang rugi ya kita juga.

Kamis, 08 Mei 2008

aku ingin 'cinta'

ada sebuah rasa
pada seseorang
yang tidak mau kehilangan
itu namanya ingin memiliki
bukan cinta

ada sebuah rasa
pada seseorang
yang ingin mendapatkan keuntungan
itu namanya memanfaatkan
bukan cinta

ada sebuah rasa
pada seseorang
yang selalu memikirkannya
itu namanya rindu
mungkin bagian dari cinta

ada sebuah rasa
pada seseorang
tapi merasa lebih tinggi darinya
itu namanya ingin menguasai
bukan cinta

ada sebuah rasa
pada seseorang
yang ingin selalu melindungi
itu namanya sayang
bukan cinta

ada sebentuk rasa
pada suatu dzat
yang rindunya menyesak di dada
yang tak ingin kehilangan
yang ingin selalu diingat
yang tak ingin dimurkai
yang patuh
yang tunduk
yang menggila karena rasa ini
itu cinta
pada Sang penguasa
alam dan seluruh isinya

itu cinta...
yang ingin kurasakan
karena bila rasa itu telah menyentuhku
aku akan merindu sesak dan ikut menggila
karena Ia juga akan mencintaiku

Jumat, 02 Mei 2008

katanya Hardiknas

hari ini tanggal 2 mei
orang bilang hari ini hari pendidikan
nasional pula

aku siswi
yang ingin membuat puisi
untuk saudara-saudari
yang masih buta huruf, jauh dari teknologi

tapi orang buta huruf tak bisa membaca
jadi masih gunakah berpuisi untuk mereka?
kalau begitu
aku berpuisi pada pemerintah saja
kenapa masih ada orang yang tak bisa membaca?
kan jadinya ia tak bisa membaca puisiku?
padahal aku ingin berpuisi untuk mereka

jadi apakah ini salahmu pemerintah?
kasihan, mungkin pemerintah menjawab
mereka yang tidak mau belajar
jadi, apakah ini salahmu saudara2ku?
(padahal aku berpuisi untuk dirimu)
mereka menjawab
tidak, kami tidak pernah diperhatikan

aku Putri
yang tadinya ingin berpuisi
malah jadi pusing sendiri
jadi siapa yang salah bila seperti ini?

kalau begitu, begini
pemerintah ku yang peduli
perhatikanlah mereka
dan suadara-saudariku yang baik
responlah usaha pemerintah
jangan akhiri dengan mengulurkan tangan
di jendela kendaraan orang