Sabtu, 23 Agustus 2008

hujan...pelan...

aku suka saat hari hujan
ada air yang jatuh saja dari langit
katanya berasal dari awan

aku suka saat hari hujan
rasanya sejuk memandang dari balik jendela
melihat rintiknya jatuh
membasahi jalan, dedaunan, dan seluruh permukaan
membuat orang berlarian
dan sepasang kekasih mencari tempat berteduh
entah kenapa mereka tertawa
menikmati kebersamaan dalam hujan

sepertinya aku terlalu banyak nonton film

aku suka saat hari hujan
dan mendengarkan lagu pelan
duduk saja memandang rintiknya jatuh
sambil memikirkan kekasihku

sapaan

saat mentari kembali bersapa di pagi hari
apakah awan juga bersapa dengan langit,
yang paling dekat dengannya
apakah bunga juga bersapa dengan daun,
yang paling dekat dengannya
atau mereka justru merasa bosan
karena tiap hari terus bersama?
apakah gunung ikut bersapa dengan sungai,
atau bahkan tidak mengetahui bukit dan kakinya?
apakah manusia selalu bersapa dengan sesamanya,
atau hanya sibuk dengan urusannya sendiri?

Minggu, 10 Agustus 2008

semua orang punya hari itu

saat sore yang indah menyapa
dan kau duduk tenang di teras rumahmu
pernahkah terbayangkan
matahari itu takkan pernah ada lagi
pernahkah tersirat
bahwa kaki tak selamanya menapak di bumi

bahwa tanahlah tempat kita kembali
tak bernyawa
bahkan jasad yang kini kau banggakan keelokannya
akan habis
jadi penyambung hidup cacing

jadi sudah siapkah kita?
berapa kantong dosa yang akan dibawa,
dan berapa butir kebaikan yang ikut bersamanya?

hah...aku belum minta maaf pada ibuku
aku belum minta maaf pada ayahku
aku pernah mencaci temanku,
apa ia sudah memaafkanku
bahkan aku pernah mengumpat guruku
dosa besarkah aku?

untungnya aku punya sebuah jalan
benarkah jalan itu ada?
sekarang sudah saatnya kita
bertapak pada jalan maaf dan memaafkan
karena ketika usia
merambat, menjalar
menjerat, dan makin mendekat
pada kematian...
kita sudah tak mungkin
bersembunyi, terlebih lagi berlari
bila ujian dicicil dari sekarang
maka kematian pun harus dipersiapkan
juga dari sekarang

Sabtu, 09 Agustus 2008

dua jemarimu yang dingin

di belakang tubuhmu aku duduk menyamping
memerhatikan jalan tanpa tau harus berkata apa
aku hanya ingin berada denganmu lebih lama
walau malam menghembus dingin yang luar biasa

rasanya ingin sekali mendekapmu
menyimpan kehangatan untukku
sampai kita bertemu lagi

enggan kutinggalkan kursi sepeda motor
karena berarti aku harus berbagi jarak denganmu, lagi
melewati seminggu, dua minggu, atau tiga minggu
maka sebelum kulangkahkan kaki lewati pagarku
diam-diam kuperhatikan kedua tanganmu
saling mengusap mencari kehangatan

lalu kugenggam dua jemarimu yang dingin
yang kau tautkan bersama yang lain
ya, hanya dua jemarimu yang bisa kusimpan
sebagai bekal hatiku sampai kita bertemu lagi

Sabtu, 02 Agustus 2008

kekasih yang tak pandai berkata

Ia bukanlah seorang yang pandai berkata
ia sering mengutip saja sebuah lirik lagu
untuk diberikan padaku

malam itu
aku meminta kata-kata pengantar tidur
pada kekasihku
lama ia menjawab

ketika aku sudah hampir putus asa
dan merelakan mataku disambut oleh kantuk
ponselku berdering, dan ia menulis
walaupun kita tak berada
di bawah atap sekolah yang sama
tapi kau harus percaya aku
karena bila kau rindu, aku juga begitu
perempuanku,
aku cinta kau hari ini dan nanti

ia bukanlah seorang yang pandai berkata
ia sering mengutip saja sebuah lirik lagu
untuk diberikan padaku,
tapi aku sungguh tak peduli

selamat malam tuan putri

ada apa denganku???

aku tak menemukan kata
untuk kulukis pada hampar kanvas puisiku
aku selalu mengeluh
pada kebekuan otakku untuk mencipta puisiku
ada apa denganku...???
apa aku sedang merindu?
ya, memang
tapi dulu ketika ku merindu
kan kuucap lewat puisiku
jadi ada apa denganku...???